Pada
angin yang suaraku dikoyak oleh ketakutan
Pada
angin kuutarakan keganjilan
Terbawa
ia dan ranting-ranting pohon pun mengering
Daun-daunnya
jatuh menguning
Mimpiku
sekarat dihujam terik
***
Pada
angin yang gagal mengusir kerinduan
Pada
angin yang jejak langkahku dihapusnya
Tatkala
tapak kaki luka oleh pengharapan
Dan
rumput yang kutemui diam-diam menangis
Di
injak-injak sepi
Desember,
2018
IMAJI
Seorang
lahir dari imajiku sebagai tokoh protagonis yang menyenangkan
Ia
tak secantik atau seanggun putri pewaris kerajaan
Atau
muncul dalam hikayat dongeng antah berantah
Sudi
kau menjadi sosok nyata
Berkelebat
khayal morat-marit tak tentu arah
Tersadar
aku dari tidur malam itu
Arunika
menerpa wajahku lewat celah dinding udara
November,
2018
Menunggu
Ombak
Gulungan
ombak kecil menghantam lembut semata kaki
Semilir
angin sejuk menerpa kulit
Matahari
perlahan menjorok ke barat
Sang
gulungan meninggi
Menghempas
tubuh yang berdiri tanpa permisi
Dan
aroma asin menguap dari diri
Kaki
kebas, gigi manja menggeretak
Hanya
kedua tangan; senjata ampuh penghapus asa
Menyapu
wajah lalu melipat kembali di atas dada
Menyiksa
Menunggu
ombak menarikku bersamanya
2017-2018
Siswa
Bergelar Maha#1
Jangan
marah dulu
Aku
tak sekedar basa-basi
Lalu
ketahuan ia tak tahu kisah sejarah negeri
Terlebih
tentang perjuangan tokoh dunia penggerak revolusi
Modalnya
cuma orasi berlagak percaya diri
Tak
lupa bersama omong kosong yang menggelitik
***
Aih,
alih-alih idealis
Siswa
bergelar maha gagap meraba kondisi publik
Idealisnya
abu-abu, semu tak berisi
Lalu
aku bertanya
Bagaimana
kau wakili suara publik sedang literasi dikepalamu tak punya bilik?
Esok
lusa ia sang pemimpin
Siapa
yang sudi
November,
2018
![]() |
Sumber gambar: http://harian.analisadaily.com/epaper/read/2019-01-16 Goresan Kata-kata ini telah dimuat di Rubrik Puisi Harian Analisa edisi Rabu, 16 Januari 2019 atau dapat dilihat di link: Rubrik Puisi Harian Analisa |
Keren ...
BalasHapusTernyata mas Irsyad punya bakat jadi pujangga.
Karya puisinya bagus-bagus.
Sukses, mas.
Wah terimakasih banyak mas Hima. Sayang aja catetan2 lama nggak coba dipublish hahaha
HapusWah sudah lama saya tidak mengirim tulisan ke Media. Baca puisi-puisi Mas Irsyad jadi kepingin nulis puisi lagi...
BalasHapusaku request gawe puisi soal mendoan purbalingga pak camat, hahaha
HapusMari mas Broh kita bersyair ria hahaha
HapusBiasanya org yg syka puisi itu cenderung romantis yah 😊
BalasHapusKalau liat aslinya, kayaknya saya nggk ada potongan romantis2nya hahaha
HapusNulis2 kayak gini seru aja mba, mulai dari pemilihan diksi, menyampaikan lewat metafor2 dan lainnya
Siswa Bergelar Maha#1
BalasHapusDalem ya. Fenomena jaman sekarang sih ya.
Iya bang, itu sebenarnya saya potong dua bagian, nah yang diambil bagian keduanya. Ada bagian pertama yang nggk diambil redaksinya
HapusBeranjak dari keresahan sih liat fenomena sekarang
Posting Komentar
Sila tinggalkan komentarnya.